
Bahan perbadingan
Hasil Studi
Untuk memahami konteks pernyataan “indeks termahal LRT di dunia 1 kilometer adalah 8 juta dolar” kami melakukan penelusuran dari beberapa informasi dari studi literatur.
Pertama, dari International Union of Railways (UIC). UIC sendiri adalah badan internasional sebagai wadah industri transportasi kereta api secara profesional.
Linus Grob dan Nick Craven membuat makalah penelitian ringkas berjudul “Analysis of Regional Differences in Global Rail Projects by Cost, Length and Project Stage” yang terbit pada 20 Oktober 2017. Mereka berdua mengolah dan menganalisis 1.499 proyek kereta api di seluruh dunia. Sumber datanya adalah data mentah infrastruktur IRJ Pro Database yang dikelola oleh International Railway Journal (IRJ). Data disebut menggunakan informasi konstan hingga Juli 2017.
Dengan memperhatikan tabel berjudul “Light Rail projects by region and implementation status” di halaman 10 makalah tersebut, dapat dilihat informasi perbandingan “cost per km in m$” dari proyek
light rail di seluruh dunia. Tabel yang dilihat adalah “Track under construction & commissioning”.
Dari tabel itu, bisa dilihat harga rata-rata proyek
light rail per kilometernya di atas puluhan juta dolar AS. (Catatan: kedua peneliti memberi catatan bahwa dari data mentah yang ada, hanya 808 proyek yang diketahui data biayanya)
Secara umum, harga paling rendah muncul dari regional Amerika Selatan dengan nilai $18,5 juta per km. Besaran harga tertingginya muncul dari regional Amerika Utara dengan nilai $99,7 juta per km. Sementara itu, untuk regional Asia, ditemukan informasi bahwa harga rata-rata proyek
light rail per kilometernya adalah $69,7 juta.
Perlu diperhatikan, tabel juga menginformasikan besaran nilai untuk kategori
low/mid income countries. Misalnya, untuk regional Asia, disebut rata-rata per kilometernya mencapai rata-rata $73,5 juta atau lebih tinggi dari rata-rata secara umum di Asia—tanpa mempertimbangkan kategori pendapatan negara. Yang jelas, dalam laporan tersebut tidak ditemukan informasi bahwa rata-rata proyek
light rail(atau LRT) per kilometernya paling mahal adalah 8 juta dolar AS.
Kedua, laporan
Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) soal Bus Rapid Transit (BRT)—bus umum cepat (seperti sistem Transjakarta untuk Indonesia). Laporan dari ITDP itu menarik karena menampilkan studi perbandingan
cost (biaya) dari berbagai proyek moda transportasi. Perbandingan memuat soal moda Bus Rapid Transit (BRT); Light-Rail Transit (LRT), dan Heavy Rail Transit (HRT). Laporan juga memuat informasi perbedaan biaya antara negara berpenghasilan tinggi dan rendah.
Dengan memperhatikan Tabel 2.1 pada laporan itu, disebutkan bahwa harga rata-rata LRT per kilometer di negara berpendapatan rendah mencapai $25,3 juta, sementara untuk negeri berpendapatan tinggi mencapai $37,4 juta.
Perlu dicatat, laporan mengambil data 19 proyek pembangunan LRT di seluruh dunia, dengan asumsi
rate dolar konstan pada 2013.
Melihat informasi per proyek LRT dari Tabel 2.3 pada laporan itu, dapat diketahui bahwa harga LRT per kilometer terendah adalah di Cina. Proyek Shenyang Tram di kota Shenyang dengan panjang 60 km itu mencatat harga per 1 km-nya sebesar $12,9 juta.
Berdasarkan laporan itu juga tidak ditemukan informasi biaya paling mahal LRT di dunia adalah 8 juta dolar per kilometer.
Akan tetapi, menarik untuk melihat informasi harga proyek BRT per kilometer dalam laporan itu. Secara umum, harga rata-rata proyek BRT per kilometer disebut lebih rendah dari rata-rata proyek LRT per kilometer. Apakah ini yang sebenarnya dimaksudkan oleh Prabowo?
Harga rata-rata proyek BRT bertipe
Bronze misalnya diketahui mencapai $9,6 juta untuk proyek di negara berpendapatan rendah (lihat kembali Tabel 2.1 dalam laporan). Sementara itu, untuk informasi lebih rinci, harga proyek BRT terendah berada di Beijing, China. Pada Tabel 2.2 dalam laporan tersebut, disebut BRT Line 1 di kota Beijing, Cina dengan panjang 79 km itu berbiaya rata-rata sebesar $1 juta per kilometernya.
Laporan ITDP sendiri berasal dari data 42 proyek BRT di seluruh dunia.
Data detail proyek per negara juga menunjukkan besaran nilai proyek yang "beda tipis" dengan angka “8 juta dolar AS” yang disebut Prabowo. Proyek BRT Mexíbus Línea 3 Chimalhuacán–Pantitlán di kota Estado de Mexico, Meksiko, misalnya, berbiaya rata-rata per 1 kilometernya sebesar $8,9 juta.
Bahkan terdapat dua proyek BRT lain yang nilai rata-rata per kilometernya mendekati angka "8 juta dolar AS". Pada proyek BRT Linha Verde di kota Curitiba, Brasil, besaran biaya per kilometernya mencapai $7,1 juta. Sementara itu, pada proyek Guangzhou BRT di kota Guangzhou, China nilainya $7,6 juta.
Ketiga, penelusuran di internet memberikan informasi lain soal BRT. Arun MV, seorang yang mengaku sebagai Mining Engineer di situs tanya jawab Quora, pada 12 Agustus 2013 pernah menuliskan: “As of 2012, cost for 1 km of elevated light rail is about 150 million USD compared to 8 million USD for 1 km of BRTS. This makes BRTS an option for developing countries like Indonesia, India, Brazil and so on”.
Ada angka "8 juta dolar AS" yang disebutkan Arun MV untuk biaya setiap 1 kilometer BRTS (BRT System). Namun, informasi ini adalah untuk proyek BRT bukan LRT.
Akun bernama Arun MV itu juga tidak memberikan kejelasan informasi sumber data yang dia gunakan, sehingga pernyataan Arun MV hanya dapat dilihat sebagai opini.
Keempat, dari buku Lewis Lesley berjudul
Light Rail Developers' Handbook (2011) yang mencatat: “A recent extension to the Brussels tramway cost €8 milion/km ($19 million/mile). Karlsruhe on-street track extensions are €7 to €8 million/km ($16 to $19 million/mile)” (halaman 10).
Namun, besaran angkanya bukan dalam USD ($), melainkan Euro (€), sehingga informasi ini seharusnya bukanlah sumber pernyataan “indeks termahal LRT di dunia 1 kilometer adalah 8 juta dolar”.
Kesimpulan
Dengan demikian, hasil periksa fakta atas pernyataan Prabowo soal nilai proyek LRT Palembang ditemukan hasil
“tidak sepenuhnya benar”. Nilai proyek tersebut bukan lagi Rp12,5 triliun, tetapi sudah menjadi Rp10,9 triliun.
Sementara itu, untuk pernyataan “indeks termahal LRT di dunia 1 kilometer adalah 8 juta dolar", sampai 23 Juni 2018 pukul 14.30 WIB, lewat penelusuran secara
online—baik melalui mesin pencari umum Google maupun pencarian literatur ilmiah lewat Google Scholar—belum didapat informasi yang bisa membenarkan pernyataan tersebut.
Oleh karena itu, pidato Prabowo masuk dalam kategori kegiatan politik, sebab disampaikan pada acara resmi Partai Gerindra. Pernyataan soal biaya LRT itu dapat dilihat sebagai opini politik. Penyataan itu belum terverifikasi sumber data beserta konteks informasinya, sehingga berpotensi menjadi pesan misinformasi. Apalagi jika masyarakat luas tidak berupaya melakukan pemeriksaan, percaya begitu saja, dan menyebarluaskan kabar itu.
======
Baca juga artikel terkait
PERIKSA FAKTA atau tulisan menarik lainnya
Frendy Kurniawan